Blog Sofyan

Ahlan Wa Sahlan Wilujeng Sumping Welcome di Blog Muhamad Sofyan Semoga bermanfaat

Pidato Rasulullah SAW dalam meyambut Ramadhan

Alhamdulillah kita akan segera memasuki bulan Ramadhan 1435 H.  Tentunya kita harus menyiapkan diri agar kita bisa memanfaatkan momentum ibadah penuh di Bulan Ramadhan dengan sebaik-baiknya dan sukses mencapai target ibadah shiyam yakni menjadi orang yang bertaqwa (QS. Al Baqarah 183). 
Untuk itu marilah kita perhatikan isi pidato Rasulullah saw. pada akhir bulan Sya’ban menyambut Ramadhan. Beliau bersabda:

«أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ أَظَلَّكُمْ شَهْرٌ عَظِيْمٌ، شَهْرٌ مُبَارَكٌ، شَهْرٌ فِيْهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، جَعَلَ اللهُ صِيَامَهُ فَرِيْضَةً، وَقِيَامَ لَيْلِهِ تَطَوُّعًا، مَنْ تَقَرَّبَ فِيْهِ بِخَصْلَةٍ مِنَ الْخَيْرِ، كَانَ كَمَنْ أَدَّى فَرِيْضَةً فِيْمَا سِوَاهُ، وَمَنْ أَدَّى فِيْهِ فَرِيْضَةً كَانَ كَمَنْ أَدَّى سَبْعِيْنَ فَرِيْضَةً فِيْمَا سِوَاهُ، وَهُوَ شَهْرُ الصَّبْرِ، وَالصَّبْرُ ثَوَابُهُ الْجَنَّةُ، وَشَهْرُ الْمُوَاسَاةِ، وَشَهْرٌ يَزْدَادُ فِيْهِ رِزْقُ الْمُؤْمِنِ، مَنْ فَطَرَ فِيْهِ صَائِمًا كَانَ مَغْفِرَةً لِذُنُوْبِهِ وَعِتْقَ رَقَبَتِهِ مِنَ النَّارِ، وَكاَنَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْتَقِصَ مِنْ أَجْرِهِ شَيْءٌ»، قَالُوْا: لَيْسَ كُلُّنَا نَجِدُ مَا يُفْطِرُ الصَّائِمَ، فَقَالَ: «يُعْطِي اللهُ هَذَا الثَّوَابَ مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا عَلَى تَمْرَةٍ، أَوْ شُرْبَةِ مَاءٍ، أَوْ مَذْقَةِ لَبَنٍ، وَهُوَ شَهْرٌ أَوَّلُهُ رَحْمَةٌ، وَأَوْسَطُهُ مَغْفِرَةٌ، وَآخِرُهُ عِتْقٌ مِنَ النَّارِ، مَنْ خَفَّفَ عَنْ مَمْلُوْكِهِ غَفَرَ اللهُ لَهُ، وَأَعْتَقَهُ مِنَ النَّارِ، وَاسْتَكْثِرُوْا فِيْهِ مِنْ أَرْبَعِ خِصَالٍ: (1) خَصْلَتَيْنِ تُرْضُوْنَ بِهِمَا رَبُّكُمْ، (2) وَخَصْلَتَيْنِ لاَ غِنىَ بِكُمْ عَنْهُمَا، فَأَمَّا الْخَصْلَتَانِ الَّلتَانِ تُرْضُوْنَ بِهِمَا رَبُّكُمْ: فَشَهَادَةُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ، وَتَسْتَغْفِرُوْنَهُ، وَأَمَّا الَّلتَانِ لاَ غِنَى بِكُمْ عَنْهُمَا: فَتَسْأَلُوْنَ اللهَ الْجَنَّةَ، وَتَعُوْذُوْنَ بِهِ مِنَ النَّارِ، وَمَنْ أَشْبَعَ فِيْهِ صَائِمًا سَقَاهُ اللهُ مِنْ حَوْضِيْ شُرْبَةً لاَ يَظْمَأُ حَتىَّ يَدْخُلَ الْجَنَّةَ»

“Wahai manusia, sungguh kalian dinaungi satu bulan yang mulia lagi penuh berkah. Bulan yang di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Allah menjadikan puasa di dalamnya sebagai amalan wajib. Shalat malamnya sebagai ibadah sunah. Barangsiapa mendekatkan diri kepada Allah dengan satu kebajikan, maka sebanding dengan orang yang melaksanakan amalan wajib di bulan yang lain. Dan, barangsiapa yang melaksanakan kewajiban di dalamnya, maka hal itu seperti orang yang melaksanakan tujuh puluh kewajiban di pada bulan lain. Ia adalah bulan sabar, dan sabar itu balasannya adalah surga. Bulan dimana diberikan keluasaan, dan bulan ditambahkannya rizki orang-orang yang beriman. Barangsiapa memberikan makanan kepada seseorang yang shaum untuk berbuka, maka hal itu akan menjadi ampunan bagi dosa-dosanya dan menjadi pembebas dari api neraka, dan ia akan mendapatkan pahala yang sama dengan orang yang berpuasa itu tanpa dikurangi sedikit pun.

Para sahabat berkata: “Tidak semua kami mempunyai sesuatu untuk memberikan makan orang yang berpuasa.” Nabi pun bersabda:

“Allah akan memberikan pahala ini kepada orang yang memberikan makanan untuk berbuka kepada orang yang berpuasa, meski berupa biji kurma atau seteguk air, atau seteguk susu. Bulan ini adalah bulan yang di permulaannya adalah rahmat, pertengahannya adalah ampunan, dan bagian akhirnya adalah pembebas dari api neraka. Barangsiapa meringankan tugas hamba sahaya di bulan Ramadhan, mala Allah akan mengampuninyam dan akan membebaskannya dari api neraka. Ada dua perkara yang akan menjadikan Tuhan kalian ridha, dan dua perkara lagi tidak bisa kalian hindarkan. Dua perkara yang menjadikan Tuhan kalian ridha adalah  bersaksi, bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan memohon ampunan kepada-Nya. Sedangkan dua perkara yang tidak bisa kalian hindarkan adalah kalian harus meminta surga kepada Allah, dan berlindung kepada-Nya dari api neraka. Siapa saja yang memberi minum kepada orang yang berpuasa, maka Allah akan memberikan minum kepadanya dari telaga-Ku dengan sekali tegukan yang akan menjadikannya dahaga setelah itu, hingga dia masuk surga.”  (lihat Sahih Ibn Khuzaimah hadits dari Salman Al Farisi).

Kaum muslimin rahimakumullah,

Beberapa pelajaran yang penting kita perhatikan dalam pidato Rasulullah saw. di atas: 

Pertama,  di dalam bulan Ramadhan ada lailatul qadar yang pahala keberkahannya melebihi  keutamaan ibadah seribu bulan.  Artinya, kita perlu mempersiapkan diri sejak jauh-jauh hari –mengingat lailatul qadar ada di 10 malam terakhir-- untuk menyongsong malam penuh berkah dan rahmat itu dengan sepenuh ibadah yang bisa kita usahakan.  Juga harus waspada jangan sampai terperosok pada perkara-perkara yang membuat kita terhalang dari keutamaan lailatul qadar.  Rasulullah saw. bersabda:  
“Pada malam lailatul qadar Allah SWT melihat umat Muhammad dan memberikan maaf kepada mereka kecuali empat orang, yaitu: 1) peminum arak; 2) pendurhaka kepada ibu bapak; 3) orang yang suka bertengkar; 4) orang yang memutus silaturrahmi”..

Kedua, pahala amal sunnah di bulan Ramadhan disetarakan dengan pahala amal wajib di bulan lain,  sedangkan amal wajib disetarakan dengan 70 kali amal yang sama di bulan lain.   Sholat sunnah ba’da Jumat akan mendapatkan pahala seperti sholat Jumat di bulan lain, sedangkan sholat Jumatnya sendiri di bulan Ramadhan akan mendapatkan pahala 70 kali sholat Jumat di bulan lain.   Shodaqoh seperti bayar zakat, sedangkan bayar Zakat mal di bulan Ramadhan  laksana bayar zakat 70 kali di bulan lain.  Umroh di bulan Ramadhan laksana pergi haji.  Jihad di bulan Ramadhan laksana 70 kali jihad di bulan lain. Demikian juga kalau kita berdakwah dan berjuang untuk membela aqidah dan menyatukan umat menuju NKRI Bersyariah. Allahu Akbar!

Kaum muslimin rahimakumullah

Ketiga,
  bulan Ramadhan adalah bulan kesabaran dan sabar itu pahalanya adalah surga.  Dengan shiyam kita dilatih untuk menahan diri (imsak) dari segala perkara halal, baik makan, minum, maupun hubungan suami istri.  Apalagi yang haram. Orang yang sadar bahwa dia sedang shiyam, dia tidak akan makan babi, bangkai, darah, dan makanan haram lainnya, tidak akan minum minuman keras, memakai narkoba, tidak akan korupsi, menyuap, menerima suap, atau menjadi mediator penyuapan.  Jika ada orang yang mengajak kita bertengkar, maka kita menahan diri tidak melayaninya. Cukup mengatakan: Inni shaim, saya sedang shiyam.  Dengan kesabaran terlatih, umat Islam semakin kuat dan layak memimpin peradaban umat manusia. 

Kaum muslimin rahimakumullah

Keempat, kita dianjurkan untuk memberikan makanan berbuka  kepada orang yang shiyam, walaupun hanya sebutir kurma, segelas air, atau sehirup susu.   Keutamaan orang yang menyediakan makanan dan minuman untuk orang yang berbuka shaum adalah akan diampuni dosanya, dibebaskan dari api neraka, dan akan mendapatkan pahala sebesar pahala orang yang berbuka shaum itu tanpa dikurangi pahalanya sedikit pun darinya.  Bahkan baginda Rasulullah saw. menyatakan bahwa orang yang memberikan minum kepada orang yang berbuka shaum akan mendapatkan minuman di hari kiamat nanti dengan minuman dari telaga (al haudl) dimana orang mukmin yang minum darinya tidak akan pernah haus hingga di masuk surga.Allahu Akbar!

Kaum muslimin rahimakumullah


Itulah empat perkara yang perlu kita persiapkan di samping kebajikan-kebajikan lainnya.  Semoga Allah SWT melindungi kita dari kesia-siaan shaum atau puasa kita dan semoga Allah SWT menerima ibadah kita dan membalasnya dengan ridlo dan jannah-Nya.

Barakallahu lii walakum.................

sumber : suara-islam.com

0 komentar:

Posting Komentar

Perfil

muhamad sofyan
Lihat profil lengkapku

Members