Filsafat hukum islam adalah sebuah pengetahuan tentang hakikat,
rahasia dan tujuan islam baik yang menyangkut materinya maupun proses
penetapannya, atau filsafat yang digunakan untuk memancarkan, menguatkan dan
memelihara hukum islam, filsafat khusus dan objeknya tertentu, yaitu hukum
islam, dan filsafat yang menganalisis hukum islam secara metodis dan sistematis
sehingga mendapat keterangan yang mendasar, yaitu menganalisis hukum secara
ilmiah dengan filsafat ini sebagai alatnya.
1.
Ontologi
Merupakan dasar ilmu yang berusaha menjawab “apa” yang menurut
Aristoteles merupaka the first philosophy dan merupakan ilmu mengenai
esensi benda-benda. cabang teori hakikat yang membicarakan hakikat sesuatu yang
ada. Kaitannya dengan hukum islam itu sendiri, dengan mengetahui antologi dari
hukum islam maka akan berpengaruh pada proses selanjutnya, yaitu epistimologi
untuk kemudian bermuara pada aksiologi. Di dalam ontologi, ada empat macam
aliran filsafat, yaitu:
a.
Materialisme
b.
Idealisme
c.
Dualisme
d.
Agnosticisme
2.
Epistimologi
Merupakan berasal dari bahasa Yunani, episteme yang berarti knowledge
atau pengetahuan, dan logy berarti teori. Secara istilah adalah cabang
filsafat yang berurusan dengan hakikat dan lingkup pengetahuan,
pengendalian-pengendalian, dan dasar-dasarnya serta pengertian mengenai
pengetahuan yang dimiliki.
Epistimologi hukum islam mengacu kepada usaha untuk memahami islam
secara benar melalui proses pembelajaran yang benar pula. Dalam bahasa lain,
epistimologi masih berkaitan dengan Ijtihad. Ijtihad merupakan sebuah
metode untuk menentukan hukum yang terikat dengan nilai. Maka epistimologi
harus berurusan dengan kaidah-kaidah islam yang benar yang sesuai dengan Al-Quran
dan Sunnah.
Terdapat empat persoalan pokok dalam bidang ini:
a.
Apa
pengetahuan itu?
b.
Apa
sumber-sumber pengetahuan itu?
c.
Dari
manakah pengetahuan yang benar itu datang?
d.
Dan
bagaimana kita mengetahuinya?
e.
Apakah
pengetahuan kita itu benar?
Pengetahuan bersifat abstrak dan tidak bisa di ukur. Itulah
sebabnya indikator (yaitu, sesuatu yang dapat memberikan petunjuk atau
keterangan) tidak boleh memakai kata “mengetahui”. Jika kita mengetahui
batas-batas pengetahuan, kita tidak akan mencoba mengetahui hal-hal yang
akhinya tidak dapat diketahui. Memang sebenarnya kita baru menganggapnya punya
suatu pengetahuan setelah kita meneliti pertanyaan-pertanyaan epistimologi.
Sebagian orang mengingkari kemungkinan untuk memperoleh pengetahuan atau
mungkin samapi pada kesimpulan bahwa apa yang kita punya hanyalah
kemungkinan-kemungkinan dan bukan kepastian yang mutlak dengan bidang-bidang
yang tidak memungkinkannya.
Lanjut kepermasalahan selanjutnya. Tentang sumber pengetahuan
manusia. Louis Q. Kattsof mengatakan bahwa sumber pengetahuan manusia itu ada
lima macam
a.
Empiris
melahirkan empirisme. Seorang Empirisme biasanya berpendapat bahwa kita dapat
memperoleh pengetahuan melalui pengalaman.
b.
Rasio
melahirkan rasionalisme. Tidaklah mudah membuat definisi tentang Rasionalisme
sebagai suatu metode untuk memperoleh pengetahuan. Rasionalisme berpendirian
bahwa sumber pengetahuan terletak di akal
c.
Fenomena
yang melahirkan fenomenolisme.
d.
Intuisi
yang melahirkan intuisionisme. Tidak mengingkari nilai pengalaman indrawi yang biasa dan pengetahuan yang disimpulkan
darinya.
e.
Metode
ilmiah yaitu yang menggabungkan antara aliran rasionalisme dan empirism. Yang
menggabungkan akal sebagai pendekatan bersama dan menambahkan suatu cara baru
untuk menilai penyelesaian-penyelesaian yang disarankan.[1]
Kemudian metode ilmiah mewarnai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
diseluruh dunia.
3.
Aksiologi
Merupakan studi tentang nilai, sedangkan nilai itu sendiri
merupakan suatu yang paling berharga yang dihargai setiap insan. Dan
nilai-nilai tersebut, nilai hidup merupakan nilai dasar yaitu sesuatu yang
dikejar manusia bagi kelangsugan hidupnya.[2]
Secara aksiologi, hukum islam tentu sangat berperan untuk
memberikan jalan hidup yang benar bagi umat manusia. Dengan adanya hukum, umat
islam dapat menjalankan kehidupannya dengan baik dan terarah. Arah dan tujuan
terebut pada akhirnya akan menuju kepada Allah Ta’ala
0 komentar:
Posting Komentar